Langkat, Wahananews.co | Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DR. DJoelham Binjai menggelar konferensi pers terkait adanya pasien meninggal dunia sewaktu cuci darah bernama Rantam br Ketaren (75) yang menjalani (Hemodialisa).
Konferensi pers yang digelar di Aula RSUD DR. Djoelham Binjai, Kamis (6/3/2025) dihadiri langsung oleh Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD DR. Djoelham Binjai, dr Romi A. Lukman, penanggungjawab Hemodialisa dr Alfred Situmorang, Sp. PD, serta kuasa hukum pihak Rumah Sakit, Arif Budiman Simatupang.
Baca Juga:
Fotonya Dicutat, Kemas Herman Klarifikasi Soal Pemberitaan di Media Online
Menurut dr. Romi A. Lukman, pelayanan yang diberikan oleh RSUD DR. Djoelham Binjai kepada para pasien sudah sesuai Standard Operasional Prosedur (SOP).
"Untuk kasus ini, kami sudah sesuai prosedur. Kami juga minta segala tuduhan atau dugaan tersebut jangan hanya yang kita lihat saja," ungkapnya.
Terkait pelayanan yang kurang baik ataupun kekurangan di RSUD DR. Djoelham Binjai, pria yang baru sekitar sebulan menjabat sebagai Plt Direktur tersebut mengaku sudah mulai melakukan perbaikan.
Baca Juga:
Dandim 0420/Sarko Sambut Kedatangan Danrem 042/Gapu Di Bumi Merangin
Disinggung adanya pasokan air dari BPBD Binjai bertepatan dengan proses cuci darah terhadap korban, Plt. Direktur RSUD DR. Djoelham tersebut menegaskan bahwa hal itu untuk menjaga kestabilan air.
"Kalau ditanya mengapa harus air dari Damkar dan apakah disini tidak ada air seperti yang disampaikan anak korban dengan kwalitas buruk, hal itu tentunya tidak. Kita disini ada pasokan air seperti dari BPBD yang tujuannya untuk menjaga kestabilan air tersebut," ucap dr Romi.
Walau pun pasokan air dari BPBD Binjai tersebut merupakan air yang bersih, sebut dr Romi, namun pihaknya tidak serta merta langsung memasukkan ke mesin Hemodialisa.