Hal itu disebabkan sebelumnya, Presiden Megawati Soekarnoputri di akhir jabatannya mengajukan Jenderal Ryamizard Ryacudu (KSAD) sebagai calon Panglima TNI, namun Presiden SBY --penerus Megawati-- menarik surat pengajuan Jenderal Ryamizard dan mengajukan nama baru yaitu Marsekal Djoko Suyanto.
Marsekal Djoko Suyanto sempat dituduh sebagai “Orangnya SBY” sehingga proses uji kelayakan berlangsung alot.
Baca Juga:
Megawati Rangkap Jabatan Sekjen, Hasto Tak Lagi Masuk Struktur DPP PDIP
Marsekal Djoko dibombardir berbagai pertanyaan oleh Komisi I DPR, utamanya politikus PDIP, hingga 13 jam lamanya.
Panglima TNI sebelumnya, Jenderal TNI Endriartono Sutarto, sempat mengomentari ujian fit and proper test yang dihadapi Marsekal Djoko Suyanto adalah yang terlama di dunia.
"Jadi layak masuk Guiness Book," ujarnya.
Baca Juga:
Kawasan KEK Sei Mangkei Akan Butuhkan Banyak Tenaga Kerja, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Siapkan SDM yang Mumpuni
Setelah melewati itu semua, Marsekal Djoko Suyanto akhirnya mendapat persetujuan DPR dan dilantik sebagai Panglima TNI oleh Presiden SBY pada 13 Februari 2006.
Proses uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di awal-awal pemberlakuan UU Nomor 34 tahun 2004 memang cenderung lama dan sangat alot pembahasannya.
Tak hanya Marsekal Djoko Suyanto.