WahanaNews-Langkat | Dokumen internal Facebook, yang disebut sebagai Facebook Papers, bocor.
Dokumen ini memberikan pandangan mendalam mengenai budaya internal Facebook, pendekatan yang dilakukan terhadap misinformasi dan moderasi ujaran kebencian, penelitian riset dari algoritma linimasa berita, hingga komunikasi internal.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Sebelumnya, dokumen setebal lebih dari 10 ribu halaman ini diserahkan ke Komisi Sekuritas dan Bursa di Amerika Serikat (AS) sebagai bukti dan ke Kongres.
Dokumen internal yang diberikan kepada Kongres berupa dokumen yang sudah disunting dan ditinjau ulang oleh konsorsium 17 organisasi pers di AS, termasuk CNN.
Dokumen-dokumen ini dikumpulkan oleh pelapor sekaligus whistleblower masalah internal Facebook, Frances Haugen.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Lewat kuasa hukum, Haugen --yang merupakan mantan karyawan Facebook-- menyerahkan lebih dari sepuluh ribu halaman dokumen internal Facebook sebagai barang bukti.
Dalam kesaksiannya di Kongres awal bulan ini, Haugen mengatakan: "Produk Facebook membahayakan anak-anak, memicu perpecahan, dan melemahkan demokrasi kita."
"Kepemimpinan perusahaan tahu bagaimana membuat Facebook dan Instagram lebih aman tetapi tidak akan membuat perubahan yang diperlukan karena mereka telah menempatkan keuntungan astronomis mereka di atas orang-orang. Tindakan kongres diperlukan. Mereka tidak akan menyelesaikan krisis ini tanpa bantuan Anda," tambahnya, seraya mendesak anggota parlemen untuk mengambil tindakan.