Dan didampingi oleh psikolog atau psikiater saja. Pada prinsipnya, kejadian bunuh diri juga dapat diminimalisir dengan sikap perhatian terhadap orang-orang di sekitar dan menjadi sistem pendukung yang kuat bagi orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental.
Kementerian Kesehatan RI telah melaksanakan beberapa program dan inisiatif untuk mengatasi masalah kesehatan mental di Indonesia. Hal ini termasuk mendukung dan melatih anggota komunitas melalui unit komunitas yang disebut Into the Light, membuat program layanan kesehatan mental keliling, meningkatkan pencegahan dan promosi kesehatan mental, dan memberikan konseling kepada orang-orang dengan masalah kesehatan mental yang serius, termasuk menyediakan hotline untuk dukungan psikologis jarak jauh.
Baca Juga:
Wali Kota Binjai Buka Rakorpem dengan Soroti Varian Baru Covid-19 dan Persiapan Menghadapi Pemilu
Media juga terlibat secara strategis dalam mempromosikan dan meningkatkan kesehatan mental. Media tidak hanya memberikan informasi tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk memerangi stigma dan diskriminasi terhadap orang-orang dengan masalah kesehatan mental dan mereka yang membutuhkan dukungan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaksanakan beberapa program dan inisiatif untuk mengatasi masalah kesehatan mental di Indonesia. Hal ini termasuk mengembangkan strategi kesehatan mental nasional, memberikan pelatihan khusus kepada profesional kesehatan mental, mempromosikan informasi kesehatan mental, dan berkolaborasi dengan organisasi lain seperti Into the Light Indonesia dan Kementerian Kesehatan.
Ringkasnya, WHO telah melaksanakan berbagai program dan inisiatif untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental di Indonesia, termasuk meningkatkan kesehatan mental, memberikan pelatihan vokasi, menyebarkan informasi kesehatan mental, dan berkolaborasi dengan organisasi lain. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental.
Baca Juga:
Fatsoen Politik dan Media: Menuju Media sebagai Pilar dan Bukan Perusak Demokrasi
___________________________________________
Artikel ini dibuat sebagai bentuk Tugas Akhir Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.
Penulis artikel ini adalah Kelompok 8 yang beranggotakan Cut Zafina dengan NIM 2222421010 dan Farisha Salsabilla dengan NIM 2223321029.