Dalam paparan Kasat Intelkam, AKP Ruswandi menjelaskan bahwa Polres Binjai telah melakukan pemetaan dalam menghadapi pemilu serentak pada 2024 mendatang. Mulai dari situasi keamanan hingga ancaman konflik yang sudah menjadi atensi khusus dari pimpinan Polri.
"Dalam menghadapi pemilu serentak, kami sudah melakukan pemetaan kerawanan dan potensi konflik serta deteksi dini sebagai upaya untuk menciptakan situasi keamanan dan ketertiban," kata dia.
Baca Juga:
Hadiri Pengundian Nomor Urut Paslon Pilkada, Plt Wali Kota Binjai Imbau Tetap Jaga Kondusivitas
Adapun secara umum potensi yang bakal dihadapi Polri, kata Ruswandi seperti daftar pemilih tetap yang tidak akurat, penyelenggara tidak profesional hingga tak netral dan aparat pemerintah maupun keamanan yang berpotensi mendukung salah satu pasangan calon. "Penyelenggara yang tidak profesional sudah ada contohnya yang terjadi di Nias Selatan. Kemudian ambisius para caleg untuk memenangkan pemilu dengan menggunakan money politik. Lalu tidak tegas Bawaslu yang tebang pilih dan peraturan perundang-undangan yang multi tafsir," seru Ruswandi.
Tak ketinggalan karakter calon legislatif maupun kepala daerah yang tidak siap kalah. Sementara, Kajari Binjai, M Husein Admaja menjelaskan, apa itu tentang pemilu. Adalah bagaimana suatu negara mencari pemimpin mulai dari tingkat nasional sampai ke daerah.
Jika pemilu serentak ini berhasil, kata Kajari, adalah sebuah pengalaman dan menjadi catatan baru dalam sejarah Indonesia. "Kalau berhasil menjadi contoh dan warisan sejarah yang bagus. Jika gagal, menjadi catatan dan noda dalam kehidupan berbangsa serta bernegara ," seru mantan Kajari Prabumulih ini.
Baca Juga:
Para Calon Walikota Dan wakil walikota Binjai Ikuti Pengundian Nomor Urut Pada Pemilu 2024
"Saya berharap pemilu 2024 dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik serta tidak mengorbankan rakyat demi kepentingan pemilihan," tukasnya. (red)