WahanaNews-Langkat | Para peserta lomba mural kritik Polri mulai menggarap karya di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta mulai Sabtu (30/10), hari ini.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dijadwalkan akan membuka lomba tersebut dan menyaksikan proses pembuatan mural pada Sabtu siang nanti.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Berdasarkan pantauan, mulai pukul 09.10 WIB, sketsa mural-mural setengah jadi mulai berjajar di Lapangan Bhayangkara. Sebanyak 80 peserta tingkat Polda seluruh Indonesia mengikuti kompetisi tersebut.
"Iya baru boleh mulai lagi jam 09.00 WIB nanti pas pembukaan stop dulu, kemudian baru boleh lanjut lagi sampai jam 03.00 sore," kata MS. Untung, salah satu peserta asal Jakarta.
Para peserta yg berasal dari beragam daerah ini telah mendaftar untuk mengikuti lomba sejak 17 September sampai 24 Oktober lalu.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Daus Rojali, salah satu juri dari Bhayangkara Mural Festival, mengatakan bahwa faktor utama yang akan dinilai dari mural adalah nilai komunikatif. Daus juga seniman kontemporer dan guru seni rupa di sekolah internasional.
"Jadi yang paling utama dari karya yang akan dinilai adalah nilai komunikatif, segi artistik jadi nomor dua, karena posisinya ada di ruang publik jadi bagaimana pesan tersebut dapat ditangkap seefektif mungkin," kata Daus.
Selain itu Daus juga menyebut bahwa nilai kritik sudah pasti menjadi kesatuan dalam proses penilaian mural.
Daus menuturkan panitia membebaskan para peserta untuk menyampaikan pesan kritik. Namun, kritik-kritik itu haruslah bersifat konstruktif yang bisa menjadi motivasi memperbaiki diri.
"Kritik yang dimaksud adalah kritik yang sifatnya efektif, menegur dengan gambar visual sehingga menggugah Polri untuk memperbaiki diri," ucap Daus.
Lomba ini memperebutkan total hadiah senilai Rp90 juta. Total hadiah itu akan terbagi Rp30 juta untuk juara 1, Rp15 juta bagi juara 2, Rp10 juta bagi juara 3, serta masing-masing Rp5 juta untuk tujuh peserta favorit.
Polri mengklaim bahwa festival mural tersebut dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan ekspresinya dan mengeluarkan kritik-kritik.
Lomba tersebut mengusung tema 'Peran Generasi Muda untuk Berkreasi dalam Menyampaikan Informasi yang Positif di Masa Pandemi Covid-19'. Lomba tersebut diharapkan dapat mengobarkan semangat kemerdekaan, nasionalisme dan optimisme di tengah pandemi. [non]