WahanaNews-Langkat I Upaya Keluarga dari enam orang warga Kota Binjai dan tiga orang warga Langkat yang bekerja di Ukraina yang saat ini terkepung dan terjebak perang antara Rusia dengan Ukraina, berkumpul di ruang Binjai Command Center (BCC) Pemko Binjai, Senin (7/3/2022) Untuk mencari Solusi Kepulangan Keluarga mereka.
Kedatangan keluarga para pekerja yang mencari nafkah di sebuah Pabrik Plastik di Kota Chernihiv (sekitar 2 jam dari Kiev yang merupakan Ibukota Ukraina) guna diinisiasi dengan Dubes RI LBPP Untuk Ukraina periode 2017-2021, Prof Dr H Yuddy Chrisnandi SH ME dan PWI Kota Binjai, guna melakukan Zoom Meeting serta mencari solusi untuk melakukan evakuasi kepada kesembilan pekerja asal Binjai dan Langkat tersebut.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Selain Yuddy Chrisnandi, dalam Zoom Meeting ini juga tampak keluarga kesembilan pekerja, Dubes RI LBPP untuk Ukraina Gofur, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Perdagangan Kota Binjai Drs H Hamdani Hasibuan, Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Binjai Nelly Rosa Hasibuan, S.STP, Ketua PWI Binjai Arma Delisa Budi, mewakili Binjai Berdiskusi Leriadi, Direktorat Eropa 2 yang membawahi Ukraina dan Rusia Lucky Winardi, Direktur Perlindungan Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha dan Karina Wulandari serta para kesembilan pekerja asal Binjai dan Langkat.
Menurut Ariadiyah, Istri dari Iskandar dan juga orangtua dari Muhammad Aris Wahyudi yang bekerja di Kota Chernihiv, Ukraina, hingga saat ini dirinya masih bisa melakukan komunikasi melalui Video Call dengan keluarganya.
"Sebagai seorang istri dan orangtua, tentunya saya sangat khawatir dengan keselamatan keluarga kami. Kami sebagai keluarga tentunya berharap kepada Pemerintah Indonesia, agar segera melakukan evakuasi dan dipulangkan ke Indonesia," tutur Ariadiyah.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Ia juga mengatakan, saat ini Kota Chernihiv masih berlangsung musim Salju. Hal itu diketahui dari Suaminya melalui sambungan telepon seluler. "Saat ini disana lagi musim salju dan tentunya iklimnya sangat dingin. Suami saya juga mengatakan, pada saat berada di Bunker, ia tidur dengan posisi duduk," terang wanita berhijab ini sembari mengaku terus berikhtiar dan berdoa untuk keselamatan Suami dan anak serta rekan rekannya.
Sementara itu, Yuddy Chrisnandi, saat melakukan Zoom Meeting mengaku mengenal kesembilan warga asal Binjai dan Langkat yang sudah bekerja di Pabrik Plastik yang ada di Kota Chernihiv sejak tahun 2018 lalu.
Dijelaskan Yuddy, Kota Chernihiv merupakan jalur tentara Rusia melalui Belarusia. "Untuk melewati jalur tersebut tentunya memerlukan waktu, karena diluar pabrik lebih bahaya daripada didalam pabrik," ungkap Yuddy sembari menegaskan bahwa Kota Chernihiv bukan merupakan target tentara Rusia.
Sebagai Dubes RI LBBP untuk Ukraina Periode 2017-2021, Yuddy juga mengatakan, Chernihiv yang merupakan jalur tentara Rusia menuju Belarusia, saat ini oleh Pemerintah Ukraina dilarang untuk dilintasi. "Selain dilarang untuk dilintasi, dijalur itu oleh Pemerintah Ukraina juga diterapkan jam malam," urainya.
Pun begitu, lanjut Yuddy Chrisnandi, Pemerintah Indonesia yang ada di Belarusia maupun di Ukraina, hingga saat ini akan terus berusaha melakukan evakuasi terhadap seluruh Warga Negara Indonesia yang terjebak akibat perang dari negara pecahan Uni Soviet ini.
Senada, Lucky Winardi yang saat ini juga menjabat sebagai Diplomat dari Kementerian Luar Negeri yang secara intens membantu evakuasi warga Negara dari Ukraina, juga menegaskan bahwa jalur yang dimaksud tersebut hingga saat ini tidak bisa dilalui.
"Begitupun Dubes kita terus berkordinasi dengan Dubes Ukraina di Kiev dan Dubes Rusia di Moskow," tegas Lucky yang mengaku bahwa saat ini dirinya juga berada di Kota Chernihiv, yang berjarak sekitar 100 Km dari Kiev, Ibukota Ukraina.
Diakui Lucky, hingga saat ini dirinya juga masih terus mengamati langsung proses evakuasi. "Kita ada tim khusus, jadi tidak perlu khawatir dan tentunya kami sangat memprioritaskan keamanan dalam konteks konfliks ini. Artinya ini merupakan komitmen Pemerintah Indonesia," pungkas Lucky Winardi.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh H Hamdani Hasibuan. Mewakili Pemerintah Kota Binjai, dirinya menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang bersama para keluarga pekerja asal Binjai dan Langkat.
"Kami disini hadir bersama keluarga dari warga Binjai dan Langkat yang saat ini masih di Chernihiv, Ukraina. Mewakili Pemerintah Daerah dan keluarga para pekerja, tentunya kami berharap mereka segera dievakuasi dan dalam keadaan selamat. Kami sadar bahwa hal itu tidak mudah. Kami disini juga ikut mendoakan semoga mereka tetap dalam lindunan Allah SWT," kata Hamidan Hasibuan, sembari menambahkan bahwa hingga saat ini pihak keluarga masih bisa berkomunikasi dengan para pekerja yang sebelumnya sempat bersembunyi disebuah Bunker yang ada di Pabrik Plastik tersebut.
Judha Nugraha yang juga mewakili Direktur perlindungan kementerian Luar Negeri menegaskan, dalam konflik peperangan antara Ukraina dengan Rusia, pihaknya sudah mengeluarkan 113 WNI dari Ukraina. Dari jumlah itu, 80 orang diantaranya sudah dipulangkan dengan pesawat ke Indonesia.
"Perlu diketahui, Kota Chernihiv hingga saat ini masih menjadi zona pertempuran. Kami berjanji setelah ada titik terang maka kami akan segera meevakuasi seluruh WNI yang terjebak dalam konflik itu," ujar Judha.
iskandar, salah seorang dari 9 Pekerja asal Binjai dan Langkat yang bekerja di Pabrik Plastik yang ada di Kota Chernihiv, mengaku khawatir dengan keselamatsn dirinya dan rekan rekannya.
"Saat ini kami tidak di Bunker lagi. Kami sekarang bersembunyi dilantai bawah pabrik. Alhamdulillah untuk kebutuhan makanan sampai sekarang masih disubsidi oleh bos kami. Begitupun kami khawatir tentang keselamatan kami," demikian kata Iskandar dalam Zoom meting itu.
Berikut nama nama warga Binjai dan Langkat yang bekerja di Chernihiv, Ukraina :
Enam orang warga Binjai yaitu Iskandar, Muhamad Raga Prayuda, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma.
Sedangkan tiga orang warga Kabupaten Langkat yaitu Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas. (rum)